Karena saya menginginkannya bukan hanya sekedar gelar


Hey, semua. Sudah lama tidak bersua di blog ini, karena lumayan stress dunia akherat lahir batin dibuatnya yang menyebabkan saya tidak bisa menuangkan segala inspirasi yang dimiliki (Huu...alasan). Sudah lama tidak menjentikkan jari tangan ke keyboard dan merekonstruksi kata-kata. Terhitung dari pertengahan Januari hingga saat ini saya disibukkan dengan yang namanya Skripsi.

Sebuah tugas akhir yang membuat otak berpikir ekstra keras, tenaga ekstra kuat, dan jari ekstra lentik. Karena ngetik terus jadilah si jari-jari saya yang dulunya macho menjadi lentik bak perawatan medicure artis ibu kota masa kini.

Memang tidak bisa dihindari, sebab itulah realitanya mengerjakan skripsi, Butuh usaha dan semangat tidak hanya double tapi juga triple atau kalo perlu quartel (dari kata quartet). Tidak hanya itu saja, ditambah dengan pembimbing yang terkadang susah ditebak seperti apa maunya. Jadilah penderitaan (baca: kenikmatan) kita bertambah wah.

Sebenarnya ada cara instan agar skripsinya selesai, seperti membayar orang mengerjakan skripsi kita atau membeli skripsi dari orang. Entah kedua cara ini sama atau tidak, yang pasti skripsi cepat selesai dan gelar bisa didapat setelah itu jeprat jepret di saat wisuda.

Tapi sama sekali tidak terpikirkan di benak gw untuk berbuat instan demikian, karena gw kuliah bukan hanya sekedar gelar. Sayang banget kalo kuliah hanya untuk dapet gelar tidak pengetahuan. Karena gelar juga tidak bisa dibawa mati. Justru saat-saat mengerjakan skripsi adalah waktu yang perlu dinikmati sebaik mungkin. Penempaan diri saat kuliah justru bukan waktu ospek, pas saat mengerjakan skripsilah kita ditempa dengan berbagai realita.

Dan salah seorang teman gw pernah bilang, “sebenarnya gw masih memikirkan, apakah gw pantas untuk mendapatkan gelar ini?”

Categories:

Leave a Reply