How was your day?

Pertanyaan yang sering banget ditanyain entah sebagai ungkapan basa-basi atau memang tulus dari hati. Well, sebagai orang yang gak menyukai basa-basi biasanya gue menghindari frase percakapan ini. Karena tanpa ditanya toh udah bisa terlihat dari muka orang tersebut whether she/he is happy or feeling blue.  Ternyata frase sederhana ini bisa dimaknai lebih dalam jika ditanya ke diri sendiri.
Oke dimulai dari cerita saya. Hari ini saya bangun pagi, sekitar jam 4 saya menyapa dunia dengan malas-malasan, melanjutkan aktivitas dengan makan sahur, mandi, sholat, dan bersiap-siap untuk interview. Yup, hari ini saya ada panggilan interview dari sebuah perusahaan FMCG di Jakarta. Kesekian kalinya hari ini interview setelah gagal, gagal, dan gagal. Kantornya sendiri terletak di daerah Simatupang Pasar Minggu, jadi mengharuskan saya berangkat sepagi mungkin karena berebut kereta dengan para komuter asal Bekasi. Jam 6 kurang saya sudah siap dan diantar oleh adik saya menggunakan motor hingga depan gerbang komplek perumahan. 
Cuaca pagi ini cukup dingin dan mendung. Entah kenapa rasanya hal tersebut mendukung suasana hati. Suasana hati yang memang sedang dirundung galau mengenai keputusan hidup. Sebenarnya saya tidak sepenuh hati untuk melakukan interview tersebut karena setelah mendengar presentasi kemarin, rasanya dunia kerja ini tidak sesuai dengan harapan. Banyak pertanyaan yang muncul, haruskah saya kerja tapi tidak senang? haruskah saya bekerja tapi kehilangan waktu untuk belajar bahasa yang telah lama digeluti? tapi kalau tidak kerja orang lain akan menganggap saya rendah, tapi kalau kerja di perusahaan yang tidak dikenal tetap saja kalah bersaing. Banyak pertanyaan muncul, sampai akhirnya saya berpikir, kalau tidak dicoba tidak akan pernah tahu.
Pukul 07.11 saya tiba di stasiun Tanjung Barat. Ternyata memang kepagian, commuter line membantu mempersingkat jarak dan waktu karena terhindar dari macet. Oh iya, berarti masih ada waktu untuk sholat Dhuha, berjalanlah saya ke tempat interview tersebut dengan berjalan kaki, cukup dekat ternyata. Sesampainya disana shalat Dhuha, mengisi formulir, dan berganti baju. 
Pukul 08.30 menuju lantai tempat interview dan bertemu dengan wakil dari HRD, saya dibawa ke sebuah ruangan yang ditujukan untuk tamu, selang beberapa jam saya bersama peserta lain menunggu untuk interview. Mulailah giliran satu persatu dipanggil untuk interview menghadap dua panelis. Ketika tiba giliran saya, masuk, senyum, memperkenalkan diri, dan berlangsunglah bercasciscuswawaw selama 30 menit lebih. Pengumuman lolos atau tidaknya saat itu juga, jadi kita diminta menunggu. Jika lolos ya lanjut ke tahap selanjutnya, interview dengan Head Department, dan yang terakhir dengan HRD. Kemungkinan besar, jika semua lolos besok langsung kerja (menurut saya lho (―˛―“))
Oke, saatnya pengumuman, saya berharap sekali kalo saya tidak lulus. Karena memang tidak sesuai dengan yang saya harapkan titik. Perihal nanti cari kerja lagi dimana, ya nanti saja. Ternyata Allah mendengarkan doa saya, saya tidak lolos untuk ke tahap selanjutnya. Dari 5 orang yang hadir, hanya satu orang yang lolos. Alhamdulillah, saya tidak mau nanti menyesal oleh keputusan sendiri. Dari situ saya pulang dan tersenyum selama perjalanan hihihihi... I'm not gonna breakdown and cry, I'm grateful for Allah showed me the other perfect way. I'm not gonna give up.
Jadi, hari ini cerita dalam hidup saya gagal dalam proses interview (lagi), tapi tidak membuat saya sedih karena saya tahu bahwa passion saya bukan disitu. Gagal hari ini bukan berarti tidak bermanfaat bagi orang lain. Bukan untuk sombong dan sesumbar, pagi tadi saya telah memberikan kursi di kereta untuk ibu hamil dan itu yang membuat saya bahagia (pake hashtag #Bahagiaitusederhana) So, how was your day? :)

Leave a Reply