Jika Aku Menulis Surat
Belanda, 07 Mei 2012
Dua abad sudah aku menjalani hidup, tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Banyak pengalaman dan peristiwa yang aku jalani selama ini, termasuk menjadi saksi bisu sejarah negara Belanda dalam pasang surutnya. Aku pun menjadi teman orang-orang yang bahagia, sedih, kecewa, putus asa, dan sebagainya. Zaman berubah, orang-orang datang dan pergi. Hanyalah kenangan yang tertinggal.
Hidupku berawal ketika remah-remah roti tergeletak begitu saja di meja salah satu toko roti di kota Gouda tanpa ada yang mempedulikan. Memang aku ini seperti tak berharga di mata orang-orang. Hingga salah seorang pembuat roti dengan kreatifitasnya menyatukan aku dengan sirup manis. Aku memiliki bentuk seperti wafel, namun lebih tipis. Jika digigit akan berbunyi, "KRES...". Hal inilah yang menjadikanku sebagai ikon. Ikon cemilan yang diperuntukkan untuk rakyat jelata. Walaupun begitu, aku merasa senang. setidaknya aku berguna untuk membuat kenyang perut orang-orang tersebut.
Kini aku menjelma menjadi sebuah makanan yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan, tidak hanya rakyat jelata saja ketika awal kemunculanku dahulu. Kini aku menjadi salah satu makanan yang dirindukan oleh warganegara Belanda yang tinggal di luar negeri. Selain warganegara Belanda, orang-orang asing juga banyak yang mengenal dan mencariku.
Aku ingin berterima kasih sekali kepada seorang pembuat roti yang telah menjadikan aku seperti ini, bapak Gerard Kamphuisen. Berkat kreatifitas dan inovasi beliaulah aku menjadi terkenal seperti sekarang. Dimana pun dirimu berada, aku tidak akan pernah lupa akan jasa-jasamu yang telah menyulapku.
Dengan penuh cinta,
Stroopwafel