Review Dulu (Ada Apa di Februari)

Gak kerasa, udah sebulan gak ngisi-ngisi, udah sebulan gak berbagi cerita (sapa yang baca?), udah sebulan gak bagi-bagi duit (duileh gayanya dul). Ada rasa kerinduan untuk menulis sesuatu, ada gemas tak tertahan untuk mengungkapkan semuanya. Jemari ini ingin segera menari dengan gemulai dengan rangkaian kata-kata yang nanti akan terlena dan mengendap di bagian bawah sadar (ngomong apa sih?).
Bulan Februari yang baru saja terlewati menjadi tonggak sejarah dalam hidup saya, hidup yang dimulai dengan penuh warna dan asa. Hidup yang tidak hanya berwarna dan bermakna, hidup sebagai salah satu tujuan untuk kembali padaNya. 
Memang tidak di sengaja dan tidak direncanakan kalau Februari merupakan bulan (dengan izin Allah Swt) mengukir prestasi dalam hidup saya. Empat tahun lalu saya mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di bulan ini, tahun 2011 pun saya diwisuda di bulan ini (satu beban telah tertanggalkan ketika momen ini tiba) dan di tahun ini saya diundang ke rumah Allah Swt untuk menunaikan ibadah. 
Setiap momen mungkin telah menjauhkan saya dari sang pencipta, melompat ke momen lainnya saya tidak menyadari dan bersyukur apa yang telah diberikan sang maha kuasa. Momen terakhir menyadarkan saya kalau saya bukan entitas apa-apa dihadapanNya. I'm the big 'L' in this world and nothing. 
Terima kasih telah memberi hidup saya seperti bermain roller coaster, ke atas ke bawah dengan berbagai tekanan dan ketakutan di berbagai sisi, dan kelegaan ketika telah menyelesaikannya. Tetapi hei, babak baru akan dimulai, pasang safety belt dan safety guard. Jangan puas dulu mari kita meluncur lagi. Doa-doaku yang lain belum terkabul, mungkin engkau melihat usahaku masih belum maksimal dan sekedarnya. Dosa-dosaku juga masih numpuk layaknya tumpukan setrikaan di waktu hujan, mungkin lebih. Tumpukan setrikaan yang tingginya hingga menyentuh Planet Saturnus. Atau lebih! maafkan atas kesalahan-kesalahanku, aku ingin bertaubat. Taubatan yang tulus dari hati sehingga nantinya menjalar ke perbuatan sehari-hari hingga akhir hayatku, mengutip salah satu slogan grup di twitter @pejuangsubuh
Istiqomah sampai khusnul khotimah
 Terima kasih dan rasa syukurku tidak akan cukup untuk membalas nikmatMu. 






Dengan penuh cinta sebagai hambaNya




Yudha Saputra


Leave a Reply