Ketika Diguyur Hujan: Sebuah Renungan

Akhir-akhir ini, Jakarta dan sekitanya termasuk tempat tinggal saya Bekasi sedang akrab-akrabnya dengan guyuran hujan. Setiap hari entah pagi, siang, sore, atau malam hujan selalu mampir untuk membasahi rumah dan jalanan. Biasanya jika siang terasa sangat panas, sore atau malam akan turun hujan. Begitu pula sebaliknya jika pagi hujan, siang atau sore terik matahari yang menyinari bumi. Terdapat shift-shiftan yang seimbang antara panas matahari dan guyuran hujan. 
Sayangnya tidak semua orang memaknai hujan sebagai berkah. Entah kesalahan pola tata ruang dan tata kota yang dibuat manusia yang bertentangan dengan hukum alam sehingga hujan menghasilkan 'genangan', itulah yang dikatakan mantan walikota DKI Jakarta periode sebelumnya. Tepatnya genangan yang membentuk aliran sungai dan melewati kompleks perumahan, jalan-jalan protokol, jalan-jalan utama, dan lain-lain. Terkadang bisa surut dalam waktu harian bahkan mingguan. Itupun harus meninggalkan jejak berupa lumpur yang harus segera dibersihkan.
Bagi saya sendiri hujan itu berkah, begitupun matahari. sebisa mungkin bersyukur dan tidak mengeluh dengan apa yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Dengan begini artinya juga menghargai pemberian-Nya (menurut saya loh). Karena Tuhan juga telah membekali kita dengan otak yang dapat berpikir untuk menghadapi segala macam situasi. Hujan atau panas bukanlah hal yang besar kan? Kalo hujan ya bawa payung atau jas hujan, jika panas ada topi, sun block, sunglasses, dan lain-lain. Jika tidak membawa perlengkapan untuk menangkal cuaca ya jangan salahkan cuacanya. Kenapa jadi manusia yang tidak memberdayakan otaknya (Uhuk! tertusuk dan menohok).
Ketika hujan juga, berbagai pedagang asongan, pedagang kaki lima, dan pedangan keliling beristirahat sejenak menunggu hujan reda agar bisa berjualan kembali. Peluh keringat yang mengucur terhenti sejenak dengan adanya berkah dari Tuhan. Lantas apakah pedagang-pedagang tersebut akan mendapat berkah pula sedangkan aliran keberkahan yang mereka jalani terhenti karena hujan. Satu yang pasti, kita tidak dapat memahami rahasia Illahi di langit dan di bumi dengan pengetahuan kita yang terbatas. Karena rezeki tidak akan pernah tertukar dengan siapapun. Semuanya telah diatur oleh Maha Pemberi Rizki, hanya Dirinya yang mengetahui. Dari jauh ketika menulis tulisan ini, aku hanya bisa berdoa semoga pedagang-pedagang tersebut dilancarkan rezekinya, diberi kemudahan, dan kelancaran, yang terpenting diridhoi oleh Allah SWT. Amin~

Categories: , ,

Leave a Reply