Orang Sunda = Pemalas


Tulisan ini dibuat bukan untuk menyulutkan SARA dan menyudutkan suatu ras dan suku, tapi bermaksud ingin mengubah cara pikir beberapa orang Indonesia yang masih kolot, ketika Sumpah Pemuda 1928 dicanangkan dan Kemerdekaan didengungkan, entah kenapa masih ada beberapa orang yang rasis dan memandang bahwa kebudayaan mereka yang paling unggul.

"Orang Sunda Pemalas"
terdengar sarkastik, tapi namun itulah yang diungkapkan oleh salah satu tutor dalam training pegawai baru PLN. Teman saya yang kebetulan mengikuti pelatihan tersebut tersinggung dan menyebut pelatih tersebut "Kurang Ajar". Sebuah kata yang mestinya tidak harus keluar dari salah seorang yang berpendidikan, namun menurut saya kata itu merupakan harga yang layak dibalas (walaupun gw pasti akan lebih parah menghina si tutor jika ada di posisinya).

"makanya kenapa orang Jawa bisa memimpin Indonesia"
yang ini malah lebih parah, terdengar sangat Rasis dan etnosentris. Dan gw dengar sendiri teman sekamar gw mengeluarkan statement ini ketika mengikuti pertukaran pelajar. Seketika gw dongkol parah entah apa maksud temen gw mengeluarkan statemen tersebut. Kemudian gw langsung bilang, "ketika gw keluar(negeri), gw bukan merepresentasikan gw dari suku dan daerah mana, tapi gw merepresentasikan Indonesia dengan keanekaragamannya walaupun gw dari sunda"

Mau dipungkiri atau tidak bahwa di tanah air tercinta ini masih ada pemikiran rasis dan etnosentris.Bilangnya sih manusia berpendidikan, namun apa dikata kalo pendidikannya hanya sebatas gelar dan status. Bukan 'isi', jadilah manusia yang masih berpikiran kolot jauh dari keterbukaan yang bersifat positif. Percuma dong dengan adanya sumpah pemuda 1928 dilanjutkan dengan perjuangan-perjuangan lain dan ditutup dengan kemerdekaan RI 1945 tapi nyata-nyatanya masih ada pandangan seperti ini masih ada.

Tolong dong, kalo masih berpikiran gini kapan Indonesia akan maju. Haruskah kita balik lagih ke zaman sebelum kemerdekaan?

Categories:

Leave a Reply