Kepinginnya Sih Bab II : Impian yang Berubah Menjadi Kuliah Shubuh

"Gaya beud gaya pake bab-bab-an segala"
"Gakpapa, biar mengingatkan gue sama perjuangan yang jatuh bangun bernama skripsi", *halah*

Setelah bab pertama rampung di saat matahari menjelang tergelincirnya matahari *CCCCCCYYYYIIITTTT* maka bersambunglah ke bab II, bisanya bab dua berisikan 'Kerangka Teoretis' tapi ini beda. Bab duanya cuma nerusin bab pertama. Mari kita mulai.
Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, kalo tahun ini saya kepengennya sih, meneruskan S2 di luar negeri dengan beasiswa penuh. Biar gak membebani orang tua dan kerasa hasil jerih payah sendirinya. Negeranya mana sederhana, mana aja yang buka beasiswa penuh pasti gue tuju, selama jurusan yang saya ingin masuki ada. Saya tertarik mengambil jurusan managemen pariwisata, karena banyak wisman yang tidak mengetahui dimana itu Indonesia. Entah karena pengetahuan geografinya kurang emang Indonesia bener-bener gak kedetect sama Google Maps.  
Kepengennya sih, kalo ketrima tahun pertama adaptasi dengan lingkungan sekitar, fokus sama perkuliahan, weekend boleh deh yeh jalan-jalan. Terus sambil tetep nerusin nulis di blog. Kalo ada duit lebih maunya les bahasa Spanyol terus summernya ikut summer course bahasa Spanyol. Biar bisa nyari literatur tentang apa yang terjadi di Cordova dan Granada. Biar dunia tau, jadi gak ada fakta yang disembunyiin. Salah satu yang gue pengen tahu tradisi 'Siesta' (tidur siang). Karena Tradisi ini terjadi bukan hanya di Spanyol tapi juga di Italia dan Portugal. Begitu Spanyol menjajah ke daerah Asia Tenggara, tradisi tidur siangnya berlanjut ke Philipina dan bermuara juga di Indonesia khususnya Ambon. Darimana tradisi itu asalnya? Kalo gue sih percaya dari Rasulullah Saw, karena beliau menganjurkan  tidur siang untuk mengistirahatkan otak. Biar malem bisa bangun sholat malem. Setelah Rasul wafat, Islam nyampe kan tuh ke dataran Spanyol. CMIIW
Eh jadi kepanjangan ceritanya, gak pa pa yah. Kan bagian dari dakwah. Kepinginnya lagi sih, jalan-jalan mengunjungi mesjid-mesjid yang tersebar di dunia. Mau silaturahmi dengan saudara seiman dan mau tahu gimana mesjid setiap negara. Pasti punya corak yang mempengaruhi desain mesjid negara masing-masing macem akulturasi gitu.
Selesai kuliah, pengennya masuk pesantren, kenapa? simpel karena ilmu agamanya masih cetek dan belum hafal Al-quran. Pengennya setahun nyantren belajar agama, belajar Al-quran, belajar hadist, belajar bahasa arab, belajar arab gundul dan lain-lain. Kalo ada yang bilang, 
"Ngapain udah cape-cape S2 terus nyantren?"
"Satu yang gue percaya dan insya Allah dipegang terus sampai kembali lagi ke tanah, ilmu itu berasal dari Allah dan ilmu yang dipelajari oleh manusia tidak boleh menjauhkan dari pencipta-Nya. Buat apa punya ilmu kalo menjauhkan diri dari yang punya ilmu."
"Ntar kerjanya gimana?"
"Allah maha kaya dan maha luas rezekinya, kekuasaannya seluruh langit dan bumi dan di luar yang tak terjangkau sama manusia. Masih ragu kalo Allah bakal ngasih kemudahan, kelancaran, dan ridho buat hambanya yang menomorsatukan Dia?"
"Umur nambah belum nikah juga?"
"Kalo semua yang diatur sama Allah lebih indah kenapa harus ngoyo, percaya aja 100 persen bahwa apapun yang digariskan oleh Allah pasti yang terbaik buat hambanya, biarlah dia yang bekerja untuk kita"
*Panjang yak, kek khotbah Jumat kalo kek begini*
Nah begitu saudara-saudara maunya saya, kalo Allah merubah rencana saya menjadi 180 derajat atau sesuai dengan keinginan-Nya, setiap yang terbaik bagi saya bukan berarti terbaik bagi Allah Swt dan setiap yang terbaik bagi Allah Swt tentu yang terbaik buat saya. Karena Allah Swt mengetahui apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Sementara kita lalai untuk mengetahui Allah.
Yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari saya, mohon maaf apabila ada kekhikafan, Wassalamualaikum wr. wb. 

Categories: , , ,

Leave a Reply