Yasudah Digugurkan Sajalah
Semua yang nganggur butuh kerjaan, tapi cuma gue yang nganggur nolak panggilan kerjaan. Panggilannya juga bukan asal panggilan di kantor ecek-ecek. Perusahaan macam bank swasta, perusahaan kopi level nasional, universitas negeri dan sebagainya. Bukan karena sombong atau menganggap panggilan kerjanya gak penting, jarak yang jauh atau industri yang akan gue masuki gak sesuai dengan minat jadi yah digugurkan sajalah.
Dulu pernah masuk tes tahap kedua perusahaan Jamsostek. Tes tahap pertama dilakukan via internet, jadi ada soal keluar dan kita disuruh jawab dalam sekian menit. Karena ngerjain di rumah soal-soal itungan yang emang gue males buat ngelakuinnya, kalkulatorlah solusi tepat supaya bisa mengefektifkan dan mengefisiensikan waktu. Voila! Alhamdulillah lulus tes tahap pertama, berlanjut tes tahap kedua berupa interview. Interview-nya diadakan di kota-kota besar di Pulau Sumatera, terdapat pilihan kota mana yang akan kita pilih untuk melakukan interview. Gue pilih Lampung soalnya lumayan deket dari Jakarta. Etapi setelah dipikir-pikir karena ke Lampung perlu ongkos yang lumayan, yaudah digugurkan saja.
Pernah lagi ada panggilan salah tiga bank swasta, yang satu Bank Cape Antri alias BCA (tiap ke teller atau ATM ini Bank ngantri mulu), yang satu BII, dan yang satu Bank of Tokyo. Di Bank Cape Antri ini, dulu waktu jobfair di UI sempet kecewa. Soalnya dibatasi oleh segi umur, HEDEH! plis deh, makin muda bukan makin ahli juga. Biar umur tua tapi kite berjiwa muda. Katanya fresh graduate angkatan 87 gak bisa mendaftar, okelah gue tarik CV gue dan gak jadi daftar. Setelah tiga atau empat bulan kemudian gue dipanggil. I thought the job application not came from job fair event at UI, tapi dari tempat lain dimana gue biasanya cuma masukin CV atau hasil dari ngirim email. Gue bilang aja,
"Maaf mas, saya udah kerja dan gak tertarik lagi kerja di bank anda", WEDEW! harsh enough. Bukan bermaksud bales dendam sih, tapi karena kekecewaan gegara umur jadi persoalan.
Lalu kalo di BII, gue dapet invitation buat tes kemampuan dasar via internet. Awalnya yang ngundang May Bank gitu. Gue agak bingung, gue kan gak pernah ngirim apapun ke May Bank, May Bank aja gue gak tau bank macem apa. Ternyata telisik punya telisik May Bank itu kerjasama dengan BII, jadi macemnya IM3 dengan Singtel. Beberapa persen saham BII dimiliki oleh May Bank. Gue bilang bersedia ikut tesnya, tapi ketika gue buka soalnya itung-itungan dan bikin gue, HOWEK! jadilah gue pending ngerjain tesnya. Sampe-sampe itu HRD-nya ngirim email ke gue ngingetin untuk ambil tes online. Lalu dengan entengnya gue bales, "Sorry, I have trouble with internet connection".
Bank of Tokyo lain lagi ceritanya, dulu gue pernah apply untuk program semacam ODP dan MDP gitu. Gue gagal di tahap ketiga, padahal tesnya cuma English Proficiency Test berbentuk TOEIC. FYI, diantara GRE, GMAT, TOEFL, TOEIC, dan berbagai tipe tes kemampuan Bahasa Inggris lainnya. TOEIC adalah yang paling gampang dan begonya gue gak lulus tes ini gegara ngegampangin. Alhasil gue gak lulus, tapi belum sampai disitu. I guess karena gue salah satu kandidat yang Bahasa Inggrisnya bego tapi secara psikotes diatas lumayan, maka gue dapet panggilan lagi untuk posisi lain. Gue mengiyakan untuk dateng, namun tak dinyana apa kemana. Di tempat lain pun ada tes kerja, udah ditungguin oleh HRDnya dari jam 2, dan ternyata gue nyampe sana jam 3 lewat. Karena udah telat banget, terpaksa gue gak ikut tanpa konfirmasi. Lalu sekitar jam 6 sore gue ditelepon oleh HRD-nya dan nanyain kenapa gak dateng. Dengan polos gue jawab, "Maaf pak saya ada panggilan di tempat lain". Tak lama berselang hanya nada telepon panjang yang berbunyi, "NUUUTTTT", yang hanya terdengar. Yasudah Digugurkan sajalah.
Pernah juga dapet undangan tes dari Bulog. Berdasarkan pengumuman melalui website resminya, peserta yang lolos ke tahap selanjutnya akan diumumkan tanggal sekian (lupa tanggalnya). Kemudian ngaretlah hingga seminggu lebih dan gue pun desperate untuk menanti pengumumannya. Dalem hari, "Yaudahlah gak lulus paling. Di hari sabtu malem sekitar jam 9-10 entah tanggal berapa itu, sebuah SMS masuk ke handphone, isinya berupa undangan mengikuti tes dari Bulog besok jam 8 pagi. MEH! SMS baru nyampe, terus ngundang tesnya besok, dan harus nge-print beberapa dokumen. Sementara di rumah gak ada printer dan kudu ke rental komputer atau warnet untuk ngeprint. Gue mikirnya nyusahin. Yasudah digugurkan sajalah.
Kemarin juga ada undangan mengikuti tes kemampuan dasar dan interview di perusahaan kopi yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia. Digugurkan sajalah, dengan alasan gue gak ada budget untuk kesananya. Pun, hari ini ada telepon,
"TTTIIINNNNNIIIITTT NNNNIIINNNNIIITTT" *ringtone khas Sony Ericsson*
"Iya halo", jawab gue
"Dengan pak Yudha?" tanya suara di seberang sana
"Iya"
"Kami dari es dua u ge em pak"
"Iya"
"Bapak kami undang untuk interview hari selasa bisa pak?"
"Sebentar...hari selasa..." *pura-pura sibuk ngeliat kalender* padahal sih selasa gak ada acara apapun, namanya juga pengangguran yang banyak proyek kanan kiri jadi terkesan sok sibuk.
"Bisa diundur gak mbak interview-nya?" tanya gue
"Jadi kapan pak?"
"Jadi seminggu setelah hari selasa, soalnya saya gak bisa"
"Ohh gara-gara bapak di luar kota yah? bapak dari Bekasi kan" *dalem hati, cucok nih yang nelepon tanpa perlu gue jelasin panjang lebar udah tau sendiri jawabannya*
"Iya mbak", jawab gue melas
"Sebentar yah saya tanyakan dulu apakah memungkinkan untuk interiew seminggu setelahnya"
"Oke terima kasih"
"Terima kasih pak" *teleponpun ditutup*
Gak lama berselang sejak penutupan telepon, handphone langsung gue matiin.
Maaf ya para HRD yang telah menghubungi saya dengan susah payah dan mengeluarkan anggaran telepon. Karena keababilan dan kebelum-tahuan-mau-kerja-dimana-dan-mau-jadi-apa jadilah kalian bagian dari korban hal tersebut. Yasudah gugurkan sajalah.