Bukan Gak Bersyukur Sih Tapi...

Abis shubuhan begini, maunya sih makan. Sayang belum ada warung nasi uduk atau lontong sayur yang buka. Maka kita menuliskan apa yang (tidak) perlu ditulis tapi layak untuk ditulis.
Salah seorang teman gue kerja di salah satu instansi pemerintah yang cukup bergengsi, Ministry of Foreign Affair lebih tepatnya. Udah sekitar dua tahun kerja di sana. Tahun ini ia berusaha untuk mendapakan beasiswa sebagai salah satu penunjang karirnya ke depan (kata lain dari kabur dari kantor tempat kerjanya karena udah kebanyakan sinetron dan drama). Kepengennya sih beasiswa Harvard, tapi menurut dia masuk k Harvard itu cuma buat orang-orang pilihan yang udah tahu kedepannya bakal jadi 'orang' macam Ibas Yudhoyono (anak dari RI 1) maka ia urungkan niat untuk mendapat di Harvard. Beralihah ke beasiswa Australian Development Scholarships atau yang lebih beken dikenal dengan ADS. Singkat cerita ketrima lah dia sebagai salah satu kandidat ADS untuk mengikuti seleksi selanjutnya. Di saat yang sama pula, di kantornya juga sedang membuka beasiswa sekolah diplomat ke Clinge Dale, Belanda short course selama tiga bulan dan tidak bergelar. Disingkat lagi ketrima dia dan akan berangkat Februari ini. One day dia curhat, kalo dia gak yakin ADS bakal ketrima. Pas interview dia bilangnya sih gak yakin sama apa yang dia jawab. Sederhananya sih gue mikir, yaudah jangan dipikirin, karena sudah berusaha sekarang tinggal berdoa aja maksimal. Lagian beasiswa Clinge Dale udah ketrima, syukurin aja dulu yang itu.
Lalu ada lagi, seorang partner kerja gue waktu di konser Big Bang. Masih muda belia kelahiran tahun 1994, bahkan sama adik cewek gue juga mudaan dia. Entah karena dunia per(K-pop)an atau emang bener kepingin kuliah di sana jadi ia meneruskan kuliah di sana. Tahun 2012 sempet ke Korea buat belajar bahasa. Nah tahun ini, ia apply buat sekolah di sana melalui jalur biasa dan jalur beasiswa. Disingkat lagi, ketrimalah beasiswanya di salah satu universitas bergengsi di Korea Selatan. Kalo menurut peringkat sih, berada di peringkat satu di Korea Selatan. WEW! Sebelum bisa mengikuti perkuliahan selama di sana, biasanya setahun scholars dari luar Korea mengikuti pelatihan bahasa Korea selama satu tahun. Kalo misalnya si anak ini lulus bahasa Korea level 3 atau 4 maka dia bisa ikut perkuliahan. Kalo gak lulus dikasih tenggat waku 6 bulan tinggal dan belajar lagi di sana. Kalo gak bisa juga bakal di deportasi dan ditarik beasiswanya. Singkat cerita partner gue ini akan mengikuti kelas bahasa Korea di pedalaman yang nama universitasnya mungkin asing di telinga, entah ya udah ada listrik atau belum. Dari kemaren-kemaren curhat mulu kalo dia bakal sekolah di desa, inilah, itulah. 
Hey people, you both must be blessed because some people couldn't get what you've got. Gak semua orang loh enak bisa ngedapetin apa yang dia mau dengan mudah dan gampangnya. Gak semua orang loh bisa dapet kesempatan itu, elu berdua berlomba-lomba dari beberapa kandidat yang tersisihkan dan elu merupakan orang pilihan yang dipercaya. Bisa gak sih untuk merenung sejenak dan bersyukur sama tuhan bahwa elu berterima kasih atas semuanya, semoga bisa mengemban tanggung jawab dan amanat dengan baik. Gue ini mencoba beasiswa dari tahun 2011 udah berkali-kali, 
Dari bangun, jatuh, terseok-seok, kecewa sama keputusan tuhan, merenung, bangun lagi, jatuh lagi, terseok-seok lagi, berusaha menerima keputusan tuhan dengan ikhlas, merenung lagi, bangun lagi... 
Sakit? pasti, tapi banyak cara buat menyembuhkan dan membuat gue bangun lagi dan gue paling sedih kalo ada orang macem begini yang lalai dalam menerima nikmat tuhan~ 
Sekarang gue berada di posisi dari yang gue tulis terakhir, hopefully begitu dapet nikmat Allah Swt yang besar dan kecil gue bisa mensyukurinya. Amin

Categories: , ,

Leave a Reply