Liburan Zaman Sekarang

Mari kia mulai tulis menulis dengan merangkai huruf demi huruf agar menjadi sebuah kata. Kata-kata tersebut dirangkai menjadi sebuah kalimat. Dari kalimat disambungkan menjadi sebuah paragraf yang enak untuk dibaca. 
Ohiya, hari ini hari Jumat, long weekend karena para pencari duit di ibukota tentunya akan bersuka cita dengan liburnya hari Jumat. Jadinya libur bisa dimulai dari Kamis sore, lalu Jumat, Sabtu kalo gak ada lembur, lalu Minggu. Total tiga hari bisa berleha-leha menikmati kesenangan tanpa kepenatan yang ada. 
Haaaaaaahhhhh... enaknya yang liburan, bisa berjalan-jalan ke tempat baru, ketawa-ketiwi dengan teman kantor dan sepermainan, layaknya manusia masa kini yang tidak boleh ketinggalan setiap momen biasanya dengan live TWEET, posting photos on IG, check in di FOURSQUARE, posting macem-macem di PATH, dan segudang social media lainnya yang entah kenapa gue heran apa gimana. Apakah ini orang bisa menikmati liburan dengan santai sambil diberondong berbagai notif di hape yang terdapat segudang pertanyaan seperti, 
"Wah bagus banget, itu dimana yak?"
"Keren!"
"Mau deh ke sana."
"Mau kemana lw?"
Waktu liburan beberapa tahun lalu, ketika bersama anak Kopma ke Jogja untuk studi banding (niatnya studi banding nyatanya hura-hura) paling banter cuma foto-foto. Banyak ngobrol dan ketawa-ketawa. Bahagia banget. Kalo zaman sekarang mungkin berbeda caranya. Ketawa-ketawanya ya palsu, alias di social media dengan kata-kata, 
"Wkwkwkwkwkwk"
"Hahahaha"
"Kkk"
"Muhahahaha"
Tidak ada suara, tidak ada bunyi, tidak ada emosi, tidak ada yang asli. Iyah kalo beneran ketawa, kalo liburannya membawa derita. Pertanyaan besar. 
Zaman sudah berbeda, zaman emak gue mungkin masih pake surat atau telegram. Telepon atau selular menjadi barang berharga untuk digunakan. Hari ini barang-barang tersebut semakin antik tegerus oleh perkembangan teknologi yang menghadirkan sesuatu terkini untuk manusia. 
Sekarang social media sedang di puncak kedigdayaannya dengan ketersediaan berbagai platform untuk menaikkan (atau menurunkan) produktifitas manusia. Menggunakannya dengan bijak merupakan suatu hal yang mahal dan tidak semua bisa melakukannya. Apalagi di saat liburan, bisakah liburan dengan tenang tanpa sedikit-sedikit melihat hape untuk melihat notif? 

Categories: , ,

Leave a Reply